Tanggal 18 April 2010, saya mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke kota Bangkok, kota yang terkenal dengan budaya serta keseniannya. Saya menginap di salah satu hotel di dekat pusat kota Bangkok. Saat itu adalah saat-saat paling menegangkan bagi warga kota Bangkok serta wisatawan asing karena sedang terjadi konflik antara pemerintah dengan kaos merah. Walaupun dalam keadaan menegangkan seperti itu, kesempatan berkunjung ke negara gajah putih inipun tak kami sia-siakan.
Setengah jam dari tempat saya menginap, sayapun pergi mengunjungi bekas kerajaan Thailand yang kini telah dimuseumkan, tempat itu bernama Grand Palace. Suasana panas kota Bangkok membuat keunikan tersendiri bagi kerajaan ini. Berbagai candi dengan arsitektur yang unik nan megah terpampang dari luar komplek Grand Palace. Saat pertama kali memasuki komplek Grand Palace, akan terlihat banyak sekali lukisan yang menceritakan tentang kisah Raja Thailand serta prajurit-prajurtnya. Lukisan-lukisan tersebut menjadi sangat megah dengan goresan-goresan emas yang ada dalam lukisan tersebut.
Candi-candi megah dengan arsitektur apik membuat Grand Palace sangat banyak dikunjungi oleh wisatawan asing. Candi berwarna keemasan dengan lonceng-lonceng serta patung-patung bernilai seni tinggi menjadi salah satu ciri khas dari kerajaan ini yang tidak dapat ditemukan di tempat lain. Di komplek Grand Palace ini juga terdapat sebuah kuil yang digunakan sebagai tempat berdoa bagi umat Budhaa. Di dalam tempat ini pula terdapat Emerald Budhaa yang sangat sakral keberadaanya.
Setelah berkunjung ke Grand Palace, tiba saatnya untuk melanjutkan perjalanan ke tempat lain. Dan akhirnya saya berjalan kurang lebih 200 meter dari komplek Grand Palace untuk menyusuri sungai Chao Phraya dengan menggunakan Boat. Sungai Chao Phraya merupakan sungai yang besar dan membentang di Kota Bangkok. Sungai Chao Phraya tidak sejernih sungai-sungai di daerah pegunungan, Air sungai ini berwarna cokelat dan bau. Setelah sekitar 15 menit menikmati pemandangan kota Bangkok dengan menggunakan kapal Boat, akhirnya boat berhenti di depan sebuah kuil, dimana di depan kuil ini terdapat ikan yang diyakini sebagai ikan dewa. Bentuk ikan ini seperti ikan patin namun berukuran besar. Banyak wisawatan memberi makan ikan dewa ini dengan roti karena dipercaya bahwa dengan memberi makan ikan ini maka akan diberi umur yang panjang.
Setelah puas melihat ikan dewa ini akhirnya sayapun pergi ke sebuah pagoda tertinggi di dunia, paagoda tersebut bernama Wat Arun. Wat Arun memiliki sejarah khusus dengan kisah Raja Bangkok ketika itu. Di komplek ini hanya terdapat satu pagoda yang sangat tinggi dan sangat curam jika ingin berjalan mencapai puncak. Wat Arun merupakan pagoda yang megah dengan segala keunikan arsitekturnya. Banyak sekali wisatawan asing berkunjung dan berfoto di pagoda ini. Setelah lelah menaiki pagoda tersebut, akhirnya sayapun pulang untuk melanjutkan perjalanan berikutnya. continue....