Kamis, 17 Desember 2009

Malioboro, Pesona Kuno Penuh Seni..




Jika kita mendengar Yogyakarta, maka kita pasti akan mendengar sebuah tempat kuno namun dengan pesona seni yang tinggi, ya itulah Malioboro.

Membentang panjang

menghubungkan Kraton Yogyakarta, Tugu dan puncak Gunung Merapi,

jalan ini terbentuk menjadi suatu lokalitas perda

gangan setelah Sri Sultan Hamengku Buwono I mengembangkan sarana perdagangan melalui sebuah pasar

tradisional semenjak tahun 1758.

Sete

lah berlalu 248 tahun, tempat itu masih bertahan sebagai suatu kawasan perdagangan bahkan menjadi salah satu ikon Yogyakarta yang dikenal dengan Malioboro.

Terletak t

idak jauh dari Kraton Yogyakarta, tempat ini dulunya dipenuhi dengan karangan bunga setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Malioboro yang dalam bahasa sansekerta berarti "karangan bunga" menjadi dasar penamaan jalan tersebut.

Diapit pertokoan, perkantoran, rumah makan, hotel berbintang dan bangunan bersejarah, jalan yang dulunya sempat menjadi basis perjuangan saat agresi militer Belanda ke-2 pada tahun 1948 juga pernah menjadi lahan pengembaraan para seniman yang tergabung dalam komunitas Persada Studi Klub (PSK) pimpinan seniman Umbul Landu Paranggi semenjak tahun 1970-an hingga sekitar tahun 1990.


Malioboro memang sayang untuk dilewatkan, suasana kota lama yang khas dan penduduk yang ramah membuat Malioboro menjadi tujuan wisata turis-turis asing. Malioboro kini bereolusi menjadi daerah seni dan budaya. Statue-statue serta lukisan-lukisan terpampang di sekitar kawasan Malioboro ini. Tak heran jika para wisatawan menyempatkan diri untuk berfoto ria dengan objek-objek seni di sekitar Malioboro.

Buat kalian2 yang akan berencana berlibur ke Jogja, jangan lupa menyempatkan datang ke Malioboro. So, Why are you waiting for??Go...Go..Go..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar